๐•พ๐–Š๐–‘๐–†๐–’๐–†๐–™ ๐–‰๐–†๐–™๐–†๐–“๐–ŒเฒŒ

Sudut Rasa

แถ แตƒแถฐแถปแต‰สณแต’แถฐโฝเฉญ*หŠแต•ห‹โพเฉญ
Sukฮฑ mฮฑkฮฑn pฤฑzzฮฑ, seblฮฑk, bฮฑkso, spฮฑghettฤฑ, kฮฑkฤฑ nฮฑgฮฑ

phobia serangga,,

โœฆIrfan Rโœฆ

. 24 02 05

Indonesia

Seseorang yang lahir ke dunia manusia, disambut cakrawala dan pusara air mata purnama kedua

Text

๐™จ๐™š๐™ ๐™š๐™™๐™–๐™ง ๐™œ๐™ช๐™ง๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ ๐™จ๐™–๐™ง๐™– ๐™—๐™ช๐™ข๐™ž ๐™ฅ๐™–๐™™๐™– ๐™จ๐™š๐™˜๐™–๐™ง๐™ž๐™  ๐™ ๐™š๐™ง๐™ฉ๐™–๐™จ ๐™–๐™ฌ๐™–๐™ฃเผ‰:ยฐ

-TEKS LHO-

Sodium Fluoride

Senyawa satu ini adalah senyawa yang biasa kalian jumpai pada komposisi penyusun pasta gigi di kamar mandi kalian. Sodium fluoride adalah bahan utama pembuat pasta gigi yang banyak dijumpai di negara negara seperti Indonesia. BPOM juga telah mengidentifikasi senyawa ini baik bagi gusi dan menguatkan enamel gigi. Bahkan dalam iklan di televisi dan media penyiaran lainnya seperti radio, banyak perusahaan pasta gigi ternama yang mengunggulkan fluoride sebagai keunggulan dari merk pasta gigi mereka. Dan kalian tak perlu susah payah mendapatkan pasta gigi yang mengandung Fluoride ini karena tersedia hampir di seluruh toko produk sehari hari seperti swalayan, supermarket, hingga warung kecil di dekat rumah kalian.

Sodium Fluoride atau bisa disebut Natrium Fluoride adalah senyawa gabungan organik dan anorganik yaitu Natrium (Na) dan Fluorin(F). Natrium adalah unsur nomor 11 dan Fluorin bernomor 9 dalam Tabel periodik Unsur. Senyawa ini termasuk dalam senyawa ionik karena terbentuk dari ikatan ion dari masing masing unsur, kita dapat mengetahuinya langsung dari mengidentifikasi bahwa kedua unsur adalah unsur yang berbeda dari sifat logamnya. Natrium adalah unsur non logam dan Fluorin adalah salah satu unsur logam, sehingga yang terbentuk adalah ikatan ionik bukan kovalen. Senyawa ini sangat lumrah didengar dan umum karena berhubungan dengan produk sehari hari yaitu pasta gigi. Namun, menggunakannnya secara berlebihan adalah suatu tindakan yang fatal dan potensial untuk menimbulkan penyakit. Perlu kalian ketahui, sodium Fluoride selain menjadi bahan pasta gigi, ia adalah bahan pembuat bom nuklir juga. Sampai sekarang, masih banyak perdebatan antara eksistensi penggunaan fluoride dalam pasta gigi. Kontroversial tersebut menimbulkan polemik dan kekhawatiran pada masyarakat. Perdebatan ini melandasi hadirnya pasta gigi bebas deterjen atau fluoride yang lebih aman terutama untuk anak anak yang pertumbuhan giginya masih tergolong sensitif.

Dengan demikian, kita sebagai manusia harus bijak dan waspada terkait bahan bahan disekitar lingkungan kita. Perkembangan teknologi mewajibkan kita memiliki keterampilan dalam memilah dan memilih mana produk yang sesuai dengan kondisi kita dan menggunakannya sesuai kadar yang tertera.

-TEKS EKSPOSISI-

Demam Panggung

Setiap orang pasti pernah merasa grogi atau gugup ketika tampil di depan banyak orang, hal tersebut kita kenal dengan sebutan demam panggung. Fenomena demam panggung ini terjadi karena kita tak terbiasa tampil di depan publik. Akan muncul perasaaan bahwa apa yang disampaikan terasa salah dan malah membuat kita ditertawakan orang. Perasaan takut tersebut muncul karena kurangnya rasa percaya diri. Oleh sebab itu, kamu harus bisa menguasai dan mengalahkan efek demam panggung.

Efek yang diakibatkan demam panggung biasanya badan terasa lemas ketika berbicara atau melakukan pertunjukkan di depan umum, kemudian suasana hati berdebar-debar dan wajah terlihat pucat. Meski sebelumnya kita telah mempersiapkan ini semua dengan matang, karena demam panggung konsentrasi akan pecah dan terganggu. Jika diilustrasikan dengan sederhana, apapun yang akan kita perbuat akan terasa salah karena efek demam panggung ini.

Solusinya adalah dengan membuat tubuh serileks mungkin. Tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan perlahan. Hal ini akan membuat oksigen masuk ke otak dan membuatnya bekerja lebih baik sehingga konsentrasi akan tetap terjaga. Bayangkan saja semua orang yang ada di depan itu teman kamu dan mereka akan senang mendengar kamu berbicara. Kalau kamu tidak berani menatap mereka, lihat saja pada bagian dahinya.

Dengan membuat tubuh serileks mungkin, akan mudah untuk menguasai dan mengelola efek demam panggung dengan baik.

-Cerita Pendek-

Matamorgana

ยฐKarya Irfan Rยฐ

Beberapa detik lagi kembang api akan mengisi ruak angkasa. Jafar masih sanggup berdiri di dekat jendela ruangan. Diam, hanya tatapan kosong yang terlontar dari wajahnya. Mungkin karena terlalu serius menanti langit dicakar-cakar oleh semburat cahaya. Memaksa mata melihat siang di tengah malam. Melelehkan binar mata siapa saja yang melihatnya. Berkilauan. Kembang api memang sudah mahir dalam mencuri perhatian. Hanya dalam sekejap ia merayu ribuan kepala menengadah ke langit, lupa akan segala urusan. Pedagang nasi goreng yang berhenti memukul kentongan. Anak anak yang mendongak dari jendela, memasang wajah terkesima. Ibu rumah tangga yang lebih memilih keluar rumah daripada menonton serial drama kesayangan. Seketika langit lebih asik untuk ditonton daripada televisi tabung garansi 7 tahun.

.
Aku dilahirkan dalam keluarga yang sederhana. Dari dua Malaikat yang sangat sederhana. Rumahku memang sangat strategis, dekat dengan tempat pembuangan akhir, dimana sehari hari aku memulung barang buangan yang masih layak pakai, memanen layaknya petani. Terkadang aku tak habis pikir, noda sedikit pada sepatu sekolah bisa membawanya pergi jauh tanpa ada yang memakainya. Aku yakin, dunia ini tak hanya seluas padang sampah, diluar sana banyak yang enggan menjamah sampahnya sendiri. Jarak hebat yaโ€ฆ, di sana muka jijik mereka tak akan pernah terpikirkan oleh senyuman kami ketika melihat barang yang masih bagus untuk dipakai, lalu dibawa pulang sembari menyanyi gembira.

,
Sudah 3 tahun sejak kedua malaikatku pergi, jauh, terbang ke atas sana. Butuh berhari hari Sekarang hanya tinggal aku dan adikku jafar, yang menginjakkan kaki di ranah ini, mengikis waktu, mengais memori. Jafarโ€ฆ , pendiam, hening bagaikan fajar yang menyingsing, tak salah ibu menamainya. Entah sudah beribu celotehan yang ia terima, hanya karena kulitnya hitam. Namun, hanya senyuman yang ia ukir di wajahnya. Walaupun begitu ia tak mau aku turun tangan. โ€œbiarkan saja kak, dulu kata ayah, jika mereka salah, maka langit adalah orang pertama yang tahu, serahkan saja pada langit, betul kan kak?,โ€ dengan polosnya ia menepis semua celotehan itu. Aku bersyukur, aku mempunyai adik, kulitnya hitam, rambutnya hitam, matanya hitam, pakaian nya pun lusuh kehitaman, tapi hatinya selalu putih berseri.

,
Namun, disini jafar tak mengenal semua euforia itu. Ruangan terasa amat lengang, gelap. Bahkan suara deruh mesin pendingin ruangan mutakhir abad 21 pun masih dapat terdengar, berbisik dalam sendu. Lengang, sangat lengang seperti tak ada lagi yang lebih lengang. Bukan karena hilangnya tanda seru, melainkan jiwa yang terhujam tanda Tanya.
Aku mencoba mendekati jafar. Mencoba berdiri di sampingnya, menatap ke luar jendela, menyapa langit, mencoba lebih ramah. Dari lantai 22 ini kami bisa melihat seisi kota. Aku menatap wajah anak umur 6 tahun di sampingku, menatap matanya, menatap bintang gemintang di dalamnya. Nenek benar, jika kau melihat ke dalam mata seseorang, kau akan melihat kehidupan lain yang membentang di dalam sana. Membentang memenuhi cakrawala putih yang mengelilinginya.

,
Jafar masih mematung. Matanya berubah berwarna ketika kembang api pertama mengusik langit. Disusul oleh yang kedua, ketiga, hingga langit benar benar seperti es puter pelangi harga 15 ribuan yang hanya setiap awal bulan aku bisa mencicipinya. Ruangan yang tadinya gelap, sekarang berwarna warni memantulkan cahayanya. Kau tahu, mengapa cahaya bisa menembus benda bening? Karena hanya kebeningan lah yang bisa membagikan cahaya kepada sekelilingnya. Bahkan bisa terurai menjadi warna warna yang tak pernah kau lihat sebelumnya. Yang hanya bisa dilihat oleh mata yang sempurna, mata hati.

,
Oi, aku bisa melihat senyuman jafar yang merekah. Perlahan-lahan, sebagaimana bunga pukul empat yang membuka cadarnya. Mataku berbinar, meleleh kemana mana. Aku kembali menatap langit. Seperti ada pasar malam di atas sana, meriah. Memang benar, Indah. Yang aku tahu, jafar sangat suka menulis surat. Tetapi aku rasa, jafar juga sangat menyukai kembang api. Lebih dari aku, bahkan penjualnya yang sering memeragakan kembang api di depan anak anak dengan senyuman yang sangat lebar. Entah itu senyuman yang asli atau hanya topeng untuk menarik tangisan anak kecil yang merengek pada ibunya.

โ€œkembang apinya indah betul ya dek.โ€
Aku mencoba berbicara padanya, memecah lamunan. Namun, jafar tak mengeluarkan satu kata pun. Masih memilih membisu. Senyuman yang ia pasang lantas hilang.Ya tuhan, seharusnya aku tak bilang begitu. Kata kata itu keluar sendiri dari mulutku.seketika aura sedih menggelayut di setiap sudut ruangan. Bagaimana bisa aku mengatakan itu kepada jafar di saat saat seperti ini. Aku sungguh menyesal, benar benar menyesal. Ia lalu menunduk, memejamkan mata, semesta di dalam matanya tertutup kabut menyedihkan. Aku tak pernah melihat jafar sesedih ini. Aku hanya ingin berbicara kepadanya, sebelum langit berkehendak, tapi aku malah mengacaukannya.

,
Aku genggam tangan jafar. Melihat jarum jarum infus yang ditancapkan pada lengannya, rasanya pedih. Melihat ia bisa membuka mata dan bangkit dari kasur putih ruangan VIP ini saja, begitu membahagiakan. Ya tuhan, jika aku bisa memilih, maka timpakanlah penyakit jafar padaku saja tuhan. Engkau sudah mengambil kedua malaikatku, apakah belum cukup sehingga kau mengambil malaikat kecilku juga? Sungguh, aku akan lakukan apapun demi jafar, bahkan aku sudah menjual rumah ayah dan ibu, hanya untuk berada di ruangan rumah sakit ini, berharap secercah cahaya, kesembuhan jafar.

,
Bagiku, saat itu semesta seakan tumpah dari porosnya, gelap. Dua bendungan ini tak mampu menahan airnya lagi, mengalir di pipi, tak mampu membendung kenyataan, merelakan, kehilangan. Semuanya mengalir dari mata air di dada dan mengalir hingga ke hulu, tanah, lalu menguap ke langit, menjadi bintang.

Aku tidak tahu, malam itu jafar menulis surat. Suster yang menemukannya tergeletak di lantai pualam. Sayangnya itu adalah surat terakhirnya. Bukan, itu adalah surat terakhir darinya yang aku baca. Menulis surat tidak hanya sebatas menuangkan malam di atas kertas putih bukan? Dengan hanya memandang bulan, lalu engkau menulis surat dalam hatimu dengan tinta perasaan, menurutku itu menulis surat. Dan bentuk yang paling sederhana dari sepucuk surat adalah doโ€™a.

,
Surat itu menyadarkanku akan semuanya. Ternyata langit bukan orang pertama yang tahu kita, udara dan tanah lah yang lebih dulu tahu, kita lebih dekat pada mereka. Ternyata tidak ada yang lebih luas dari padang sampah, melainkan berapapun luasnya, bagaimana tempat itu hidup dalam memori kita, menurutku mereka adalah tempat yang paling luas. Aku salah, ayah dan ibu tidak pernah pergi dariku, mereka tetap ada disini, di tempat yang selalu bersinar dalam diriku.

Aku sudah pernah bilang, cahaya bisa terurai jika menembus benda bening, menjadi warna warna yang tak pernah kau lihat sebelumnya. Warna warna itu layaknya fatamorgana, membias mata, membius hati. Semesta tidak tumpah waktu itu, melainkan diriku yang tumpah dalam lautan kesedihan seluas semesta.

Malam itu, Jafar menulis surat.

โ€œ๐™๐™ช๐™๐™–๐™ฃ, ๐™–๐™ ๐™ช ๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™๐™ž๐™ฉ๐™–๐™ข,

๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™–๐™ ๐™—๐™š๐™ง๐™๐™š๐™ฃ๐™ฉ๐™ž ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ช๐™–๐™ฉ ๐™—๐™ž๐™ฃ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™—๐™š๐™ง๐™จ๐™ž๐™ฃ๐™–๐™ง,
๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™–๐™ ๐™—๐™ค๐™จ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™๐™ž๐™™๐™ช๐™ฅ๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™ช๐™ก๐™–๐™ฃ,
๐™ž๐™– ๐™ฌ๐™ช๐™Ÿ๐™ช๐™™๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™ž๐™ฃ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™Ÿ๐™–๐™ฉ๐™ช๐™ ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™ฉ๐™š๐™ข๐™–๐™ง๐™–๐™ข,
๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™–๐™ ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™ ๐™ž, ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ฃ๐™–๐™,
๐™™๐™ž๐™ ๐™–๐™ก๐™– ๐™ข๐™ž๐™ก๐™ฎ๐™–๐™ง๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™–๐™ฉ๐™– ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ž๐™ฃ๐™–๐™ง ๐™ ๐™š๐™ฉ๐™ž๐™ ๐™– ๐™ ๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™–๐™ฅ๐™ž ๐™—๐™š๐™ง๐™๐™–๐™ข๐™—๐™ช๐™ง๐™–๐™ฃ,
๐™™๐™ž ๐™จ๐™–๐™–๐™ฉ ๐™˜๐™–๐™๐™–๐™ฎ๐™– ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™ž๐™ฃ๐™™๐™–๐™, ๐™จ๐™–๐™–๐™ฉ ๐™–๐™ฅ๐™ž ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™ฎ๐™–๐™ก๐™– ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™ช๐™ฃ,
๐™™๐™ž ๐™จ๐™–๐™–๐™ฉ ๐™Ÿ๐™ช๐™ฉ๐™–๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™ช๐™ก๐™ช๐™ฉ ๐™ข๐™š๐™ข๐™ช๐™Ÿ๐™ž ๐™œ๐™š๐™ข๐™š๐™ง๐™ก๐™–๐™ฅ ๐™˜๐™–๐™๐™–๐™ฎ๐™– ๐™™๐™ž ๐™ก๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฉ,
๐™ž๐™– ๐™™๐™ž๐™–๐™ข, ๐™ž๐™– ๐™จ๐™š๐™ก๐™–๐™ก๐™ช ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™จ๐™š๐™ฃ๐™ฎ๐™ช๐™ข, ๐™ฌ๐™–๐™ก๐™–๐™ช ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™–๐™™๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ก๐™–๐™จ ๐™จ๐™š๐™ฃ๐™ฎ๐™ช๐™ข๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™ฎ๐™–,
๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™š๐™ฉ๐™–๐™ฅ ๐™—๐™–๐™๐™–๐™œ๐™ž๐™–, ๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™š๐™ฉ๐™–๐™ฅ ๐™ž๐™ฃ๐™™๐™–๐™, ๐™ž๐™– ๐™ฉ๐™š๐™ฉ๐™–๐™ฅ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™š๐™ง๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™จ๐™š๐™ข๐™ช๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™–,
๐™–๐™ ๐™ช ๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™๐™ž๐™ฉ๐™–๐™ข, ๐™ฉ๐™ช๐™๐™–๐™ฃ, ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™ž๐™ข๐™– ๐™ ๐™–๐™จ๐™ž๐™ ๐™ฉ๐™š๐™ก๐™–๐™ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ž๐™–๐™ง๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ ๐™ช ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฅ ๐™ก๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฉ,
๐™—๐™š๐™ง๐™ฉ๐™š๐™ข๐™ช ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ฌ๐™–๐™ก๐™–๐™ช ๐™๐™–๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™จ๐™š๐™จ๐™–๐™–๐™ฉ, ๐™–๐™ ๐™ช ๐™จ๐™š๐™ก๐™–๐™ก๐™ช ๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™๐™ž๐™ฉ๐™–๐™ข.โ€

Selama ini, ternyata aku buta.

-Melodi Ranah Hara-

Earphone reccomended